NAMA : FITRA FOKAAYA
NPM: 032 811 066
SEMESTER: III/C
MATERI
MENJELASKAN
PENDEKATAN GEOGRAFI
1.
Pendekatan
geografi
Dapat diartikan sebagai suatu.
metode atau cara (analisis) untuk memahami berbagai gejala dan fenomena
geosfer. khususnya interaksi antara manusia terhadap lingkungannya . setiap
disiplin ilmu memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu kejadian. Fenomena
atau kejadian yang sama dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Seorang ahli kedokteran melihat dari
kontek kesehatan yaitu banjir akan mengakibatkan tingkat kesehatan penduduk
akan menurun, ketersediaan air bersih akan berkurang, kebutuhan makanan tidak
tercukupi, terkontaminasi air kotor sehingga akan tersebar penyakit, gatal-gatal,
diare, mencret dll.Seorang ahli ekonomi maka akan melihat dari kontek aktivitas
ekonominya, karena banjir, aktivitas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
terganggu, sementara harta benda mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonomi juga
rusak, sehingga berapa kerugiannya dan apa akibatnya dilihat secara ekonomi Seorang
ahli geografi melihat fenomena tersebut dilihat dari kontek keruangannya yaitu,
lokasi banjirnya, sebaran banjirnya, penyebab dan akibatnya. Pendekatan (approach) yang digunakan dalam
kajian geografi terdiri atas 3 macam, yaitu analisis keruangan (spaÂtial
analysis), analisis ekologi (ecological analysis). danan analisis kompleks
wilayah (regional complex analysis).Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan
dalam geografi tidak membedakan antara elemen fisik dan nonfisik.
a. Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan merupakan suatu
cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan.
Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur
(spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess)
(Yunus, 1997).
Dalam konteks fenomena keruangan
terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan
berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut
dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu:
(1) kenampakan titik (point
features),
(2) kenampakan garis (line
features), dan
(3) kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan
keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk
ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut.
1. What? Struktur ruang apa itu?
2. Where? Dimana struktur ruang
tersebut berada?
3. When? Kapan struktur ruang tersebut
terbentuk seperti itu?
4. Why? Mengapa struktur ruang
terbentuk seperti itu?
5. How? Bagaimana proses terbentukknya
struktur seperti itu?
6. Who suffers what dan who benefits
what?
Bagaimana struktur Keruangan
tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia. Dampak
positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan
kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.
v Pendekatan kelingkungan
Pendekatan ekologi/lingkungan
merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi pada
lingkungan.Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan dengan hubungan
kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya.Interaksi tersebut membentuk
sistem keruangan yang dikenal dengan Ekosistem.Salah satu teori dalam
pendekatan atau analisi ekologi adalah teori tentang lingkungan.Geografi
berkenaan dengan interelasi antara kehidupan manusia dan faktor fisik yang
membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region
lainnya.Adapun ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi
antara manusia dan lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem. Dalam
analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara manusia dengan ketiga
lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.
Dalam geografi lingkungan,
pendekatan kelingkungan memiliki peranan penting untuk memahami fenomena
geofer.
Dalam pendekatan ini penekanannya
bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena
geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan
kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk
hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan:
(1) fenomena yang didalamnya
terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia.
(2) perilaku manusia yang meliputi
perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk ditunjukkan
ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan geografi memiliki
dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan
fenomena (phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu
pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan.
Ada dua aspek penting dalam
pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya
gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai
lingkungan.
Dalam kesadaran lingkungan yang
penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan alam manusianya. Lingkungan
fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan fenomena
alam. Relic fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan
manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk
dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik.
Studi mandalam mengenai interelasi
antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel
kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan
kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap
bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
Kerangka umum analisis pendekatan
kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut.Masalah yang terjadi adalah
banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang.
Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan
tindakan sebagai berikut.
(1) mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi
tempat terjadinya banjir dan tanah longsor.
Dalam identifikasi itu juga perlu
dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah, tropografi,
tumbuhan, dan hewan yang hidup di lokasi itu.
(2) mengidentifikasi gagasan, sikap
dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
(3) mengidentifikasi sistem budidaya
yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan
sebagainya).
(4) menganalisis hubungan antara
sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan.
(5) mencari alternatif pemecahan
atas permasalahan yang terjadi
v Pendekatan Kewilayahan
dalam pendekatan kewilayahan, yang
dikaji tentang penyebaran fenomena, gaya dan masalah dalam keruangan, interaksi
antara variabel manusia dan variabel fisik lingkungannya yang saling terkait
dan mempengaruhi satu sama lainnya. pendekatan ini merupakan pendekatan
keruangan dan lingkungan, maka kajiannya adalah perpaduan antara keduanya.
kesimpulannya:
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahana dalam
kerjanya merupakan satu kesatuan yang utuh. pendekatan yang terpadu inilah yang
disebut pendekatan geografi. jadi fenomena, gejala, dan masalah ditinjau
penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam
ruang. penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat
menghasilkan berbagai alternatif- alternatif pemecahan masalah.
2.
Faktor
Pendukung Pendekatan Keruangan.
Pendekatan keruangan adalah upaya
dalam mengkaji rangkaian persamaan dari perbedaan fenomena geosfer dalam ruang.
Di dalam pendekatan keruangan ini yang perlu diperhatikan adalah persebaran
penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang akan dimanfaatkan.
Contoh penggunaan pendekatan keruangan adalah perencanaan pernbukaan lahan
untuk daerah permukiman yang baru. Maka yang harus diperhatikan adalah segala
aspek yang berkorelasi terhadap wilayah yang akan digunakan tersebut. Contohnya
adalah morfologi, ini kaitannya dengan banjir, longsor, air tanah. Hal itu
diperlukan karena keadaan fisik lokasi dapat mempengaruhi tingkat adaptasi manusia
yang akan menempatinya,
Pendekatan keruangan juga merupakan
ciri khas yang membedakan ilmu geografi dengan lainnya. Pendekatan ini dapat di
tinjau dari 3 aspek yaitu:
Analisis pendekatan topik yaitu
menghubungkan suatu kejadian dengan dengan tema-tema utama dalam permasalahan
tersebut. Contoh pemanasan glokal adalah suatu fenomena geografi yang terjadi
di seluruh ruang, gejala tersebut diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan manusia
yang menambah tingkat polutan dalam udara sehingga berpengaruh terhadap
perubahan komposisi penyusun atmosfer. Berikut Ini adalah gambar aktivitas
manusia yang mengakibatkan kerusakan ruang. Analisis dengan pendekatan
aktivitas manusia yaitu mendeskripsikan aktivitas manusia dalam ruang.
Kehidupan manusia dimanapun ruang dan tempatnya maka akan beradaptasi dan
menyesuaikan dengan kondisi ruang. Pada ruangan pantai maka aktivitas manusia
sebagai nelayan, tambak udang, garam atau industri berat. Contoh gambar ini
adalah aktivitas manusia sesuai dengan keruangannya. Analisis pendekatan
wilayah, yaitu bahwa persebaran fenomena geografi persebarannya tidak merata,
sehingga setiap wilayah mwmiliki karakteristik, memiliki kelebihan dibandingkan
dengan wilayah lain, sehingga pada wilayah yang berrbeda maka akan memiliki
karakteristik yang berbeda pula. Berikut ini adalah gambar karakteristik
wilayah
v Pendekatan Ekologi
Pendekatan ekologi adalah upaya
dalam mengkaji fenomena geosfer khususnya terhadap interaksi antara organisme
hidup dan lingkungannya. termasuk dengan organisme hidup yang lain. Di dalam
organisme hidup itu manusia merupakan satu komponen yang penting dalam proses
interaksi, Oleh karena itu, muncul istilah ekologi manusia (huÂman ecology)
yang mempelajari interaksi antar manusia serta antara manusia dan lingkungan.
Aktivitas manusia dalam kaitannya dengan inetarksi dalm ruang terutama terhadap
lingkungannya mengalami tahan-tahapan sebagai berikut.
Tahapan yang sangat sederhana yaitu
manusia tergantung terhadap alam (fisis Determinisme). Manusia belum memiliki
kebudayaan yang cukup sehingga pemenuhan kebutuhan hidup manusia dipenuhi dari
apa yang ada di alam dan lingkungannya (hanya sebagai pengguna alam). Sehingga
pada saat alam tidak menyediakan kebutuhannya maka di akan pindah atau mungkin punah
(kehidupan jaman purba) Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia
memanfaatkan alam yang berlebihan dan tidak memperhatikan kemampuan alamnya,
sehingga lingkungan alam rusak dan berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia.
Manusia sudah mampu mengurangi ketergantunggannya terhadap alam tapi manusia
juga masih membutuhkan alam.
Contohnya. Para petani zaman dulu
dalam waktu setahun hanya mampu bercocok tanam hany sekali, karena kebutuhan
pengairan hanya mengandalkan dari musim hujan (tadah hujan), sementara jumlah
penduduk semakin bertambah, kebutuhan terhadap pangan juga bertambah, maka
manusia berupaya bagaimana agar kebutuhan irigasi untuk pengairan pertanian
bisa sepanjang musim dan tahun, maka dibuatlah bendungan. Kemudian dengan
bioteknologi juga sudah ditemukan varietas pada yang bagus dengan usia dan masa
panen cukup pendek.
Manusia menguasai alam. Dengan
berkembangnya ilmu, kemampuan, dan budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam
sebesar-besarnya. Contohnya dibuatnya mesin-mesin mengekploitasi alam yang
sebesar-besarnya. Jika alam sudah tidak mampu lagi maka mesin -mesin digunakan
untuk memproduksi bahan-bahan sintetis yang tidak bisa di buat alam.
v Pendekatan komplek kewilayahan
Pendekatan komplek kewilayahan ini
mengkaji bahwa fenomena geografi yang terjadi di setiap wilayah berbeda-beda,
sehingga perbedaan ini membentuk karakteristik wilayah. Perbedaan inilah yang
mengakibatkan adanya interaksi suatu wilayah dengan wilayah lain untuk saling
memenuhi kebutuhannya. semakin tinggi perbedaannya maka interaksi dengan wilayah
lainnya semakin tinggi
v Pendekatan Ekologi/kelingkungan
Pendekatan ekologi (ecological
approach) merupakan metodelogi untuk mendekati , menelaah dan menganalisis
suatu gejala atau masalah geografi dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi.
Pendekatan ekologi diarahkan kepada hubungan manusia sebagai makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Contoh :Daerah Jakarta banjir karena
hutan didaerah Bogor/puncak terjadi penggundulan hutan
v Pendekatan Kompleks Wilayah
Analisis geografi dalam pendekatan
kompleks wilayah mempelajari fenomena atau kejadian berdasarkan hubungan
aspek-aspek suatu wilayah tertentu yang berkaita dengan wilayah lainnya.
Artinya, permasalahan yang dikaji dalam pendekatan kompleks wilayah adalah
permasalahan keruangan komplek antar wilayah yang tidak dapat diselesaikan
dengan hanya pada satu ruang wilayah tertentu
Contoh :Untuk mengatasi banjir di
Jakarta, Pemda DKI bekerjasama dengan Pemda daerah sekitarnya (Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi) untuk memperbaiki DAS dan menggalakkan penghijauan. Dalam
geografi terpadu untuk mendekati atau menghampiri masalah dalam geografi
digunakan macam-macam pendekatan atau hampiran yaitu pendekatan analisa
keruangan (spatial approach), pendekatan kelingkungan (ecological approach),
dan pendekatan kompleks kewilayahan (regional complex approach).
3.
Analisis
keruangan
Pendekatan keruangan merupakan suatu
cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai
penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari
struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial
processes) Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan
strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan
elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam
tiga bentuk utama, yaitu:
(1) kenampakan titik (point
features),
(2) kenampakan garis (line features), dan
(3) kenampakan bidang (areal
features).
Kerangka kerja analisis pendekatan
keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk
ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut.
1. What? Struktur ruang apa itu?
2. Where? Dimana struktur ruang
tesebut berada?
3. When? Kapan struktur ruang
tersebut terbentuk sperti itu?
4. Why? Mengapa struktur ruang
terbentuk seperti itu?
5. How? Bagaimana proses
terbentukknya struktur seperti itu?
6. Who suffers what dan who benefits
whats?
Bagaimana struktur. Keruangan
tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia. Dampak
positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan
kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.
Analisis kerungan yang mendasarkan
pada perbedaan lokasi dari sifat-sifat pentingnya. Ahli geografi berusaha
mencari faktor-faktor yang menentukan pola penyebaran serta cara mengubah pola
sehingga dicapai penyebaran yang lebih baik, efisien dan wajar.
Pendekatan keruangan kajiannya dapat
pula diarahkan pada aktivitas manusia dalam ruang/wilayah. Hal ini dapat
ditinjau dari sebaran keruangan aktivitas mana interrelasinya dengan aspek
lain, baik menyangkut fisik manusia.
Dalam analisis keruangan dikumpulkan
data ruang di suatu tempat/wilayah yang terdiri dari data titik (point) dan
data bidang (areal). Data titik meliputi letak lintang, tinggi tempat, curah
hujan, sampel batuan, tanah dan lain-lain. Data bidang meliputi luas hutan,
daerah pertanian, luas lahan kritis dan lain-lain. Hal yang harus diperhatikan
dalam analisis keruangan adalah penyebaran, penggunaan ruang dan perencanaan
ruang.
Dalam pendekatan keruangan
dipergunakan beberapa analisis dalam mengkaji permasalah geografi yaitu:
1.
Analisis lokasi
lokasi suatu ruang dimuka bumi ada
dua yaitu lokasi absolute dan lokasi relatif. Lokasi absolute adalah lokasi
dengan posisi ditentukan oleh garis lintang dan garis bujur bola bumi. Lokasi
relative yaitu lokasi suatu wilayah yang berhubungan dengan kondisi alam, social
budayadaerah sekitarnya.
2.
Analisis penyebaran
Pola penyebaran secara umum dapat
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu mengelompok, tersebar merata dan tersebar
tidak merata. Analisis penyebaran ini dapat menganalisis pola-pola pemukiman,
sebaran sumberdaya alam, vegetasi dan lain-lain, sehingga dapat kita bedakan
dari wilayah lainnya.
3.
Analisis interaksi
Pada dasarnya wilayah berbeda satu
dengan yang lainnya. Oleh karena itu terdapat interaksi antar wlayah. Interaksi
ini ditandai dengan adanya aliran barang dan orang antar wilayah.
4.
Analisis diffusi
Dalam proses interaksi akan terjadi
diffusi (pencemaran). Diffuse ekspansi yaitu proses informasi material menjalar
malalui populasi dari suatu daerah ke daerah lain. Diffuse penampungan
merupakan proses yang sama dengan penyebaran keruangan, informasi, material
yang didifusikan meninggalkan daerah yang lama dan berpindah ke daerah yang
baru.
Menurut Edward Ullman adanya
interaksi keruangan didasrkan atas tiga faktor yaitu:
(1) saling melengkapi antar wilayah,
(2) kesempatan berintervensi, dan
(3) kemudahan permindahan dalam
ruang.
Pola keruangan berkenaan dengan
distribusi elemen-elemen pembentuk ruang. Fenomena titik, garis, dan areal
memiliki kedudukan sendiri-sendiri, baik secara implisit maupun eksplisit dalam
hal agihan keruangan (Coffey, 1989). Beberapa contoh seperti cluster pattern,
random pattern, regular pattern, dan cluster linier pattern untuk kenampakan-kenampakan
titik dapat diidentifikasi (Whynne-Hammond, 1985; Yunus, 1989).
Agihan kenampakan areal (bidang)
dapat berupa kenampakan yang memanjang (linier/axial/ribon); kenampakan seperti
kipas (fan-shape pattern), kenampakan membulat (rounded pattern), empat persegi
panjang (rectangular pattern), kenampakan gurita (octopus shape pattern),
kenampakan bintang (star shape pattern), dan beberapa gabungan dari beberapa
yang ada. Keenam bentuk pertanyaan geografi dimuka selalu disertakan dalam
setiap analisisnya.
Proses keruangan berkenaan dengan
perubahan elemen-elemen pembentuk ruang dana ruang. Oleh karena itu analisis
perubahan keruangan selalu terkait dengan dengan dimensi kewaktuan (temporal
dimension). Dalam hal ini minimal harus ada dua titik waktu yang digunakan
sebagai dasar analisis terhadap fenomena yang dipelajari.
Kerangka analisis pendekatan
keruangan dapat dicontohkan sebagai berikut.
belakangan sering dijumpai banjir dan tanah longsor.
Bencana itu terjadi di kawasan hulu sungai Konto Pujon Malang. Bagaimana
memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan keruangan?
Untuk itu diperlukan kerangka kerja
studi secara mendalam tentang kondisi alam dan masyarakat di wilayah hulu
sungai Konto tersebut. Pada tahap pertama perlu dilihat struktur, pola, dan
proses keruangan kawasan hulu sungai Konto tersebut.
Pada tahap ini dapat diidentifikasi
fenomena/obyek-obyek yang terdapat di kawasan hulu sungai Konto. Setelah itu,
pada tahap kedua dapat dilakukan zonasi wilayah berdasarkan kerakteristik
kelerengannya.
Zonasi itu akan menghasilkan
zona-zona berdasarkan kemiringannya, misalnya curam, agak curam, agak landai,
landai, dan datar. Berikut pada tahap ketiga ditentukan pemanfaatan zona
tersebut untuk keperluan yang tepat. Zona mana yang digunakan untuk konservasi,
penyangga, dan budidaya. Dengan demikian tidak terjadi kesalahan dalam
pemanfaatan ruang tersebut. Erosi dan tanah langsung dapat dicegah, dan
bersamaan dengan itu dapat melakukan budidaya tanaman pertanian pada zona yang
sesuai.
Studi fisik demikian saja masih
belum cukup. Karakteristik penduduk di wilayah hulu sungai Konto itu juga perlu
dipelajari. Misalnya jenis mata pencahariannya, tingkat pendidikannya,
ketrampilan yang dimiliki, dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Informasi itu dapat
digunakan untuk pengembangan kawasan yang terbaik yang berbasis masyarakat
setempat. Jenis tanaman apa yang perlu ditanam, bagaimana cara penanamannya,
pemeliharaannya, dan pemanfaatannya. Dengan pendekatan itu terlihat interelasi,
interaksi, dan intergrasi antara kondisi alam dan manusia di situ untuk
memecahkan permasalahan banjir dan tanah longsor.
4.
Analisis
kelingkungan atau ekologi
Dalam pendekatan ini penekanannya
bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera
tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan,
kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan
lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan
(1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena
alam beserta relik fisik tindakan manusia.
(2) perilaku manusia yang meliputi
perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk ditunjukkan
ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan geografi memiliki
dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan
fenomena (phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu
pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting
dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya
gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai
lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan pengetahuan
lingkungan alam manusianya.
Analisis yang mendasarkan pada
interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. Ketekaitan antar manusia dengan
lingkungan mempunyai kaitan dengan dua arah, manusia mempengaruhi lingkungan
dan sebaliknya lingkunggan yang mempengaruhi manusia.
Organisme beserta lingkungan
hidupnya sebagai suatu ekosistem, disebut ekosistem. Dalam ekosistem dapat
digolongkan menjadi 2 bagian yaitua: bagian yang hidup (biotik) dan bagian yang
tidak hidup (abiotik). Abiotik terdiri dari bagian yang padat (litosfer),
bagian yang cair (hidrosfer) dan bagian berupa selubung udara (atmosfer).
Tiap-tiap unit ekosistem mempunyai sifat-sifat tertentu yang menentukan dalam
ekosistem dan saling berinteraksi serta memeliki corak tersendiri.
Dalam kajian ekologi terdapat dua
pendekatan, yaitu ekologi yang menekankan pada habitat dan ekologi yang
menekankan pada organisme hidup sebagai komponen dalam ekologi.
Pendekatan lingkungan dalam
geografi, yaitu menerapkan konsep ekosistem dalam mengkaji suatu permasalahan
geografi, fenomena, gaya dan masalah memepunyai keterkaitan aspek fisik dengan
aspek manusia dalam suatu ruang.
Studi mandalam mengenai interelasi
antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel
kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan
kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap
bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai
berikut.
Masalah yang terjadi adalah banjir
dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang. Untuk mempelajari banjir dengan
pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut.
(1) mengidentifikasi kondisi fisik
di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor. Dalam identifikasi itu
juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah,
tropografi, tumbuhan, dan hewan yang hidup di lokasi itu.
(2) mengidentifikasi gagasan, sikap
dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
(3) mengidentifikasi sistem budidaya
yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan
sebagainya).
(4) menganalisis hubungan antara sistem
budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan.
(5) mencari alternatif pemecahan atas
permasalahan yang terjadi.
Dalam geografi lingkungan,
pendekatan kelingungan mendapat peran yang penting untuk memahami fenomena
geosfer. Dengan pendekatan itu fenomena geosfer dapat dipahami secara holistik
sehingga pemecahan terhadap masalah yang timbul juga dapat dikonsepsikan secara
baik.
LAMPIRAN....................!!
LEMBARAN KERJA
SISWA(LKS)
SOAL: PILIHAN GANDA (PG)
1.
Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya
tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja,
tetapi harus pula dikaitkan dengan......?
a. Fenomena
yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia
b. Perilaku
manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta
kesadaran akan lingkungan.
c.
Kegunaan manusia di muka bumi yang membuat kekacauan
d.
Kehidupan di bumi tidak sesuai dengan prosedur yang
ingini oleh manusia
2.
Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat
dipandang dari .........?
a. Teori (
troupzsenss), penemuan ( zoursecc), kebutuhan (flourzzed)
b. Struktur
(spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess)
c. Struktur
(spatial strucuture), penemuan ( zoursecc), kebutuhan (flourzzed)
d. Teori (troupzsenss),
pola (spatial pattem), kebutuhan ( flourzzed)
3.
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan
kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan elemen-elemen
penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk
utama, yaitu........?
a. Kenampakan
titik (point features),
Kenampakan
garis (line features),
dan Kenampakan
bidang (areal features).
b. Kenampakan
datar (delm features),
Kenampakan
persegi ( kelws ),
Kenampakan
atas bawa ( souldfer)
c. Kenampakan
titik (point features), dan
Kenampakan
persegi ( kelws ),
dan Kenampakan
bidang (areal features).
d. Kenampakan
garis (line features),
Kenampakan
persegi ( kelws ),
Kenampakan
titik (point features), dan
4.
Di lihat dari pola keruangannya, paling sedikit ada
tiga unsur utama desa yaitu.....?
a. Penduduk,
dusun, dan daerah
b. Noema,
daerah, dan dusun
c. Tata
kehidupan, dusun, dan derah
d. Daerah,
dusun, dantata kehidupan
5.
Di desa, sistem perhubungannya sangat di pengaruuhi
oleh........?
a. Kondisi
keuangan
b. Kondisi
jenis tanahnya
c. Kondisi
geografisnya
d. Kondisi
sosial masarakatnya
e. Kondisi
psikologis masarakatnya
SOAL: ESAY
(ISIAN)
1. Ada
berapakah aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi.......?
2. Jelaskan
teori tentang lingkungan......................!
3. Sebutkan dan
jelaskan pendekatan keruangan dipergunakan beberapa analisis dalam mengkaji
permasalah geografi......................!
4. Coba anda
jelaskan pendekatan keruangan....................!
5. Coba
andajelaskan analisis kelingkungan atau ekologi.................!